Rabu, 05 November 2014

ISTILAH DERBY DI KALANGAN SEPAKBOLA

Hai Teman Kali Ini Saya Akan Membahas Apa Arti Dari Derby Yang Biasanya Disebut Di Kalangan Sepakbola.
Pertandingan derby adalah pertandingan antara klub sepak bola yang mempertemukan dua klub yang masing-masing memiliki sejarah,gengsi dan rivalitas tinggi. Pertandingan derby dapat terjadi karena persaingan prestasi antara kedua klub, persaingan antara dua klub satu kota yang membuat pertandingan menjadi bergengsi,seru, dan menarik untuk ditonton .contohnya pertandingan Derby kota Milan antara Ac Milan vs Inter yang dinamakan dengan Derby Della Madonnina.Berikut adalah Istilah-istilah Pertandingan Derby :

Liga Italia

Derby della Madonnina.
AC Milan vs Inter Milan

Derby della Capitale.
AS Roma vs SS Lazio

Derby della Mole.
Juventus vs Torino F.C.

Derby d’Italia.
Inter Milan vs Juventus

Liga Inggris

Derby of Manchester.
Manchester United F.C. vs Manchester City F.C.

Derby of Great London.
Arsenal F.C. vs Chelsea F.C.

Derby of Merseyside.
Liverpool F.C. vs Everton F.C.

North-West derby.
Manchester United F.C. vs Liverpool F.C.

North London derby.
Arsenal F.C. vs Tottenham Hotspur

Claret And The Blue Derby
West Ham United Vs Aston Villa

Liga Spanyol

El Clásico.
Real Madrid vs FC Barcelona

Madrid derby.
Real Madrid vs Atlético Madrid

El Derbi Barceloní.
FC Barcelona vs RCD Espanyol

SAAT SEPAKBOLA MENANDINGI AGAMA

Bagi sebagian orang, sepakbola tidak lah lebih dari sekedar 22 orang yang saling mengejar bola di lapangan. Bagi beberapa fans klub Liga Inggris, sepak bola menjadi bagian hidup yang siap mereka bela dengan nyawa.
Contoh saja permusuhan antara Liverpool FC dan Manchester United. Alkisah, pada permulaan abad industri di Inggris, kota Manchester dikenal sebagai pusat industri manufaktur sedang Liverpool memiliki pelabuhan yang penting untuk menunjang industri manufaktur tersebut. Pada tahun 1894, kota Manchester membuka sebuah kanal kapal sendiri, sehingga kapal-kapal yang membawa barang tidak perlu lagi singgah di Liverpool.
Hal ini menyebabkan banyak orang di Liverpool, yang menggantungkan diri pada pelabuhan, kehilangan pekerjaan dan menciptakan angka pengangguran yang tinggi.  Liverpudlians mulai membenci para Mancunians yang merusak kehidupan mereka, dan lahirlah rivalitas antar kota Manchester-Liverpool, yang juga melatarbelakangi salah satu persaingan antar dua klub sepakbola terbaik dunia.
Saat era industri mengalami penurunan pada tahun 1970-an dan 1980-an, penduduk kota Liverpool berhasil melampiaskan inferioritas mereka selama bertahun-tahun karena Liverpool FC merajai Liga Inggris, bahkan menjuarai Piala Champions 4 kali, sedang rivalnya, Manchester United, mengalami masa-masa terkelam dalam sejarah, dimana mereka mencicipi degradasi. Inilah mengapa para suporter Liverpool sangat bangga dengan rekor 18-5 (18 kali menjuarai liga dan 5 kali merebut trofi Champions), yang hampir kesemuanya direngkuh pada era lampau. Pada tahun 2008, Uni Eropa menganugerahkan gelar European Capital of Culture kepada kota Liverpool atas pencapaian mereka di bidang budaya. Suporter Manchester United membalas dengan memajang besar-besar banner bertuliskan ”Manchester: European Capital of Trophies” di Old Trafford.
Selain Liverpool dan rival sekota Manchester City, tidak banyak orang yang mengetahui bahwa Man Utd mempunyai rivalitas turun temurun dengan Leeds United yang sejarahnya bisa dirunut hingga abad ke-15.
Man Utd dan Leeds United merupakan representasi modern dari House of Lancashire dan House of Yorkshire, dua pihak yang terlibat perang sipil memperebutkan takhta Kerajaan Inggris. Perang tersebut dinamakan Wars of The Roses karena masing-masing pihak disimbolisasikan dengan mawar merah dan mawar putih. Ini juga alasan kenapa Man Utd berseragam merah, sedang Leeds memiliki kostum berwarna putih.
Walau Leeds sekarang sudah tenggelam ke League One, dua kasta di bawah Premiership, perseteruan kedua tim masih terus berlangsung. Tidak terhingga pedihnya rasa sakit suporter Leeds saat salah satu pahlawan mereka, Alan Smith, hijrah ke Old Trafford setelah mereka terdegradasi. Belum lagi, sebelumnya Rio Ferdinand juga hengkang ke Man Utd dalam transfer yang disebut manajer Leeds kala itu, David O’Leary, “Memberi Sir Alex Ferguson gelar juara liga”.
Sejarah rivalitas di luar lapangan tidak hanya dimiliki klub-klub besar. Seperti kita ketahui, 2 minggu silam pecah kerusuhan antara suporter West Ham dengan suporter Millwall dalam pertandingan yang dilabeli East London Derby (walau Millwall sebenarnya berada di bagian tenggara). Salah seorang bekas pentolan hooligan West Ham yang sekarang menjadi penulis buku, Cass Pennant, mengatakan, “Semua orang tahu ada sesuatu yang akan terjadi bila West Ham dan Millwall bertemu”.
Bila ditelusur ke belakang, West Ham dahulu bernama Thames Ironworks FC, sebuah klub yang dibentuk dari serikat pekerja galangan kapal (menjelaskan mengapa lambang West Ham adalah palu dan mereka disebut The Hammers), sedang Millwall bernama Millwall Ironworks. Mereka berada dalam kondisi yang baik satu sama lain sampai pada tahun 1920-an ketika para pekerja Millwall Ironworks menolak ikut dalam aksi mogok kerja buruh besar-besaran yang dipelopori oleh Thames Ironworks. Sejak itu, rivalitas terbentuk antara mereka dan mendarah daging kepada para suporter keduanya.
Satu lagi rivalitas besar di Inggris adalah antara Newcastle

Selasa, 04 November 2014

APA ITU HOOLIGAN SEPAKBOLA ?

Hooliganisme sepakbola merujuk pada apa yang secara luas dianggap sebagai perilaku nakal dan merusak oleh penggemar sepak bola yang terlalu bersemangat. Tindakan seperti berkelahi, vandalisme dan intimidasi yang ditetapkan oleh asosiasi suporter sepak bola yang berpartisipasi dalam hooliganisme sepakbola. Perilaku ini sering didasarkan pada persaingan antara tim yang berbeda dan konflik dapat terjadi sebelum atau setelah pertandingan sepak bola. Peserta sering memilih lokasi jauh dari stadion untuk menghindari penangkapan oleh polisi, tetapi konflik juga bisa meletus secara spontan di dalam stadion atau di jalan-jalan sekitarnya.
Hooliganisme sepakbola dapat berkisar dari teriakan dan perkelahian kecil, kepada kerusuhan besar di mana firma-firma saling serang dengan senjata mematikan (termasuk, namun tidak terbatas pada, botol kaca, batu, pisau, dan parang  Dalam beberapa kasus, perkelahian stadion telah menyebabkan penggemar melarikan diri dengan panik dan luka-luka telah disebabkan ketika pagar atau dinding runtuh dari tekanan kerumunan untuk keluar.

Asal-usul hooliganisme:
Istilah hooliganisme muncul sejak akhir abad ke 19, tepatnya pada 1898 di Inggris. Tak heran jika Inggris adalah gudang penghasil hooligan yang paling padat. Sementara studi mengenai suporter sepak bola dimulai akhir 1960-an. Sejak itu pula, ada kepedulian politis, sosial, dan media yang besar terhadap hooliganisme sepak bola Inggris.
Puncak aksi hooliganisme terjadi pada 29 Mei 1985 ketika suporter Liverpool menyerang suporter Juventus dalam final Champions Cup di Stadion Heysel, Brussel, Belgia. Peristiwa ini bermula dari pendukung masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Kemudian, para pendukung Juventus mulai melemparkan kembang api ke arah pendukung Liverpool. Huru-hara pun meledak. Akibat peristiwa itu, 39 orang tewas mengenaskan.
Kisah-kisah kekerasan hooligan terus mewarnai dunia sepak bola, termasuk dalam pertandingan derby. Di Skotlandia, yang paling sering terjadi adalah perang antar-suporter Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers. Celtic adalah klub yang dianggap mewakili agama Katolik, sedangkan Rangers mewakili Protestan.
Masing-masing hooligan siap bertaruh nyawa. Suporter Rangers sering menamakan diri Billy Boys, yakni geng yang menghabisi umat Katolik Glasgow semasa Perang Dunia I dan II. Akibatnya, derby kedua klub ini selalu panas. Pendukung kedua klub pun sering terlibat bentrok sebab setiap Celtic dan Rangers bertanding, olok-olokan suporter saling menyerang identitas agama kedua pihak.
Di Italia, pertandingan derby Inter Milan versus AC Milan disebut-sebut sebagai perang kaum miskin (Milan) melawan kaum kaya (Inter). Konteks yang sama terjadi pula di Turki. "Derby Istanbul" yang memertemukan Fenerbahce versus Galatasaray adalah pertandingan yang dianggap sebagai perang kaum miskin (Fenerbahce) versus aristokrat (Galatasaray).
Permainan kelas bawah
Secara sosiologis, popularitas sepak bola mempresentasikan permainan kelas bawah. Maklum, media massa sebelum era 1995-an masih senang mencemooh sepak bola milik kelas proletar di Eropa, milik masyarakat Dunia Ketiga di Asia dan Amerika Latin, dan milik penduduk terbelakang di Benua Afrika.
Sebagaimana ditulis Jim White dalam buku Manchester United; The Biography (edisi 2009)., sepakbola memang tidak bisa dipisahkan dari persoalan sosial. Apa yang terjadi di antara suporter itu adalah fenomena sosial yang kompleks. Menurut survey pada 1960 terhadap 520 perusuh Inggris yang ditahan polisi menunjukkan, kelompok terbesar dari mereka adalah buruh kasar (68,1%).
Kaum buruh menyukainya karena sepak bola adalah orahraga kasar. Kenyataan menegaskan, sebagian besar pemain sepak bola, kendati sekarang sudah menjadi jutawan atau miliarder, berasal dari lingkungan buruh. Dengan sendirinya sepak bola menemukan akar yang kuat di komunitas buruh.
Sosiolog John William dari Leicester University yang memimpin penelitian tentang kekerasan dalam sepak bola menemukan fakta lain. Kini, muncul kesadaran baru di kalangan buruh, yaitu bangga pada kulturnya yang kasar. Alasannya, tidak berubahnya status mereka dalam jangka waktu yang panjang membuat kelompok ini patah semangat untuk mengubah keadaanya. Kompetisi dalam sepak bola lalu dianggap relevan sebagai sikap pelarian.
Frustasi dalam hidup bermasyarakat kerap dijadikan alasan melancarkan agresi dan tidak banyak sarana untuk menyalurkannya. Dalam hal ini, pertandingan sepak bola yang dipadati ribuan penonton 'dibajak' sebagai sarana pelampiasan. Karena itu, sesungguhnya ada mata rantai antara kekerasan dalam sepak bola dan agresi sosial tersebut.
Salah satu pihak yang turut bertanggungjawab mematahkan mata rantai itu adalah pemain. Pemain sejatinya menampilkan permainan yang menarik tanpa kekerasan. Begitu memeragakan kekerasan, dia wajib dihukum seberat-beratnya sehingga dapat meredam emosi suporter dan pertandingan bisa berjalan lebih sportif.
Itulah sepak bola yang memiliki kisahnya sendiri. Apa yang ingin ditegaskan Hari Wahyudi dalam buku ini, senyatanya pertandingan sepak bola akan berlangsung memesona jika pemain masing-masing kesebelasan dapat menampilkan skil permainan yang berkelas, panitia pertandingan bisa menjamin keamanan penonton, suporter boleh mati-matian mendukung tim kesayangannnya tanpa harus melecehkan tim lawan, juga segenap pengurus tim maupun yang ada di pusat mampu mengelola pertandingan secara dewasa dan profesional

http://bramantyapamungkas.files.wordpress.com/2011/08/who-ate-all-the-pies-hooliganism-photo.jpg
                                    (Hooligans West Ham Dan Millwall Yang Masuk Kedalam Stadion)
            
Sebuah firma sepak bola (juga dikenal sebagai firma hooligan) adalah geng yang dibentuk untuk tujuan khusus pertentangan dan secara fisik menyerang pendukung klub lain. Beberapa firma diwujudkan untuk mempromosikan penyebab politik pinggiran, baik politik sayap kiri maupun kanan, dan, dalam beberapa kasus, promosi cita-cita politik melalui kekerasan adalah lebih penting daripada klub sepak bola itu sendiri.
Pada 1970-an dan awal 1980-an, subkultur berpakaian "kasual" mengubah wajah hooligan sepak bola Inggris. Alih-alih memakai gaya skinhead, pakaian kelas pekerja, yang mudah diidentifikasi sebagai hooligan oleh polisi, anggota firma mulai mengenakan pakaian desainer dan pakaian "offhand'" olahraga yang mahal (pakaian yang dikenakan tanpa memperhatikan pertimbangan praktis).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkqWXPHNNPRYXSpus9pyB2R9Ac_SNwes99akpmnqePXEk4Apq5yTlfm7idt8Kz4RuyId-fnY8YYxaRmOep2ICpFHANq08u9lTG4qnzUfMTPAwUc3esA4aNm9Jm3Zh1-2IK9fZ3NgsvsDss/s1600/British-hooligans.jpg
                                                         (Gambaran Firma Di Inggris)

 SEKIAN POSTINGAN DARI SAYA SEMOGA BERMANFAAT GUYS...
 DONT FORGET ! FIRST SUPPORT YOUR LOCAL FOOTBALL TEAM